Posts

November 2021: Drama Perjalanan Jambi-Batam

Pada November 2021 lalu, saya dan Ez kembali ke Batam. Bisa dibilang ini perjalanan keluar kota saya yang terakhir sebelum mengandung, melahirkan dan mengasuh ER hingga lebih kurang dua tahun ke depan. Tujuan utama kami saat itu untuk mengosongkan kontrakan atau rumah sewa di sana. Ez masih WFH (Work From Home) dan masih akan bekerja secara remote beberapa bulan ke depan di Jambi. Oleh sebab itu kontrakan kami di Batam yang sudah dibiarkan kosong selama delapan bulan, sudah saatnya untuk tidak lagi diperpanjang sewanya. Perjalanan pulang dan pergi boleh dibilang lumayan penuh drama. Ada saja hal-hal tak terduga yang mengiringi. Di sisi lain kegiatan mengosongkan rumah adalah sesuatu yang baru buat kami. Dan beginilah ceritanya. Ke Batam Lewat Jalur Laut dan Udara (Sebelum Pandemi) Pandemi mengubah banyak hal, salah satunya transportasi dari Jambi menuju Batam dan begitu pula sebaliknya. Sebelum pandemi sangat mudah sekali melakukannya. Mari kita flashback sedikit mengenai rute yang bis

Refleksi Paska Liburan di Jogja

Image
Mari pulang. Mari lah pulang. Mari lah pulang. Bersama-sama. Jogja 2017 - Penggalan lagu anak yang bisa jadi backsound kepulangan saya dan Ez dari Jogja. Setelah menghabiskan, katakanlah, seminggu di kota ini. Ada banyak kenangan berkesan saat menikmati wisata di sini. Ada banyak pula yang berharap bisa dilakukan lagi. Ya, postingan ini sekedar koreksi pasca liburan dan sedikit kisah penutup seri Jogja 2017. Ada Yang Kurang Tepat Tiga hal yang menjadi bahan renungan setelah kembali dari liburan ke Jogja kala itu. Perubahan pola pikir sih salah satu penyebabnya. 1| Quality over quantity Salah satu halnya seputar itinerary atau rencana kunjungan. Kalau dilihat memang ada banyak tempat yang berhasil didatangi. Namun kualitas kunjungannya terasa kurang . Satu hari dihabiskan untuk minimal dua tempat wisata (bahkan kalau bisa tiga). Akibatnya terburu-buru dan tidak menikmati penuh. Belum lagi ditambah keinginan untuk memotret dan hal-hal semacamnya. Asik dokumentasi tanpa menikmati secara

Kulineran Tipis-Tipis di Jogja

Tidak banyak sebenarnya kuliner yang kami nikmati saat mengunjungi kota ini. Saya dan Ez saat itu lebih cenderung ke wisata alam dan sejarah. Meski demikian ada beberapa pengalaman seputar kulineran yang bisa dibagikan. Ada beberapa yang melekat di benak. Bakwan Kawi Sebelum beranjak dari alun-alun utara karena awan gelap pertanda akan hujan lebat, saya dan Ez sempat mencoba satu jajanan di sana. Namanya Bakwan Kawi. Jajanan ini bikin penasaran karena seperti bakso tapi agak garing. Kuahnya sempat dibumbui tetes air hujan sebab ketika kami makan, gerimis mulai turun, haha. Sayangnya saya tidak sempat ambil foto Bakwan Kawi ini. Gambaran di benak juga sudah memudar. Foto di atas hanya ilustrasi yang didapat dari Google. Kalau tidak salah ingat begitulah tampilannya. #yummy Sedikit info dari Google, bakwan kawi ini tampaknya berasal dari Malang dan merupakan salah satu kreasi dari menu bakso Malang. Biasanya, dalam satu mangkok bakwan kawi, kita akan menemukan bakso, pangsit rebus isi da

Menikmati Jogja di Malam Hari

Aku tidak ingat sudah menghabiskan berapa hari di Jogja. Yang kuingat kami menambah satu hari lagi di sana. Anggap saja rencana awal lima hari, eh keasikan jadi enam hari deh. Alhasil kepulangan kami tertunda. Ada beberapa tempat lagi yang kami kunjungi selain objek wisata utama yang telah kuceritakan di postingan sebelumnya. Ada beberapa landmark yang kami kunjungi di sela-sela waktu (kebanyakan di malam hari).  Malioboro Kami mengunjungi Malioboro di malam hari. Saat itu suasananya ramai. Jalanan tersebut padat oleh pengunjung. Pastinya tidak lupa berfoto di tiang nama jalan legendaris ini. Apa yang bisa dilihat di Malioboro? Selain suasana pertokoan, malam itu ada banyak sekali deretan pedagang makanan. Ada banyak yang menawarkan kuliner mulai dari sate pincuk, lumpia hingga ciri khas Jogja yaitu gudeg. Mengutip dari situs perpustakaan Jogja, Malioboro sarat dengan sejarah. Dalam bahasa Sansekerta, kata Malioboro (Malya Bhara) berarti karangan bunga. Di sisi lain, penamaan jalan ini

Dari Pantai Lalu ke Taman Sari Jogja

Image
Cerita nostalgia liburan ke Jogja hampir enam tahun lalu belum selesai. Masih ada sisa objek wisata yang pengen dibahas sekaligus didokumentasikan di blog ini. Lumayan buat latihan menulis lagi sambil isi blog yang semakin jarang posting ini, haha. Semoga tidak bosan ngebacanya. Yuk lah lanjut scroll sampai bawah ya. :D Snorkeling di Pantai Sadranan Saat menyusun daftar tempat yang akan dikunjungi, melihat pantai-pantai di daerah Gunung Kidul adalah salah satu opsi. Ada banyak pantai yang tampak berjejer di sana ketika melihat melalui peta. Pantai-pantai wisata tersebut letaknya saling berdekatan dan telah diatur sedemikian rupa. Maksudnya sebelum masuk ke kawasan pantai, kita akan berhenti di satu simpang strategis lalu dikenai tiket retribusi. Saat itu harga tiket untuk dua orang senilai 20 ribu rupiah. Dari simpang tersebut kita bisa mengunjungi hingga delapan pantai yang ada. Tinggal pilih mau yang mana. Masing-masing pantai masih harus masuk sekitar 1-1.5 km dari jalan utama. Pant