Posts

Kucing Hitam (Lagi)

Image
Ada seekor anak kucing lucu yang beberapa hari ini tampak berkeliaran di sekitar rumahku. Anak kucing itu berwarna hitam legam yang membuat mata hijaunya tampak begitu terang. Pertama kali menyadari keberadaan anak kucing ini adalah saat aku di perjalanan hendak menuju rumah tempat aku mengajar. Kala itu, anak kucing ini mengintip dari balik rerumputan di pelataran samping rumah Bulekku. Matanya yang hijau beradu pandang dengan mataku. Oh, such a cute creature! sumber unsplash Dan yang paling membekas adalah saat malam harinya. Saat itu, Ez memang menemani dan mengantarku pulang seusai mengajar malam. Ketika aku telah sampai di rumah dan Ez ingin pulang ke rumahnya, aku mengantar Ez hingga ke teras. Aku dan Ez yang sedang mengambil motornya berada di teras samping. Tiba-tiba, tepat di samping teras depan, yang berjarak sekitar 3 meter dari tempat aku dan Ez berada, ada seekor kucing yang dengan manis melihat ke arah kami.  Kucing hitam itukah? Haha, bukan. Anggora, kucing angora. Ada s

Movie Review - Manusia Setengah Salmon (2013)

Image
Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti gambar diambil dari sini Apa yang terpikir di benak kalian ketika mendengar judul film ini? Well , awalnya aku gak ngeh ini film Raditya Dika, aku mengira ini film drama serius bukan drama komedi. Ya, beberapa kali aku menonton film Dika (termasuk yang terbaru: Malam Minggu Miko), masih ada satu atau dua hal yang menurutku kurang halus dari film tersebut. Adapun hal yang kurang halus itu dari segi acting atau peran, music /suara, serta jalan cerita. Beberapa filmnya terasa mentah walaupun unsur komedinya keren banget dan gak norak. Namun ketika kamu menonton Manusia Setengah Salmon, aku merasa ini film Dika yang terbaik. Semua terasa pas, lumayan halus, dan oke sebagai film layar lebar. Film ini sebenarnya tayang pada tahun 2013. Namun aku-nya saja yang baru nonton. Itu pun gratisan di tivi. Haha, iya ada salah satu stasiun tivi swasta yang menyangkan kembali film ini. Dan, ya,

Movie Review - Haji Backpacker (2014)

Image
“ Jika kamu percaya takdir, maka suatu kejadian bukanlah suatu kebetulan. ” gambar ambil di sini Hidup Mada ( Abimana Aryasatya ) di Thailand benar-benar kacau. Dia sering mabuk-mabukan bahkan terlibat suatu kasus yang mengerikan sehingga mau tidak mau harus meninggalkan Thailand sesegera mungkin. Setelah berjumpa dengan kakanya yang juga menetap di Negara Gajah Putih itu serta dibantu oleh TKI asal Indonesia, Mariyati a.k.a Marbel ( Laudya Cynthia Bella ), Mada berpindah ke Vietnam. Hidupnya di sana pun terlunta. Bekerja sebagai kuli serabutan dengan kondisi tubuh yang tidak fit nyaris membunuhnya. Berungkali mimpi tentang Sofia (Dewi Sandra), kekasihnya mendatangi. Perlahan penonton diajak untuk berusaha memahami konflik apa yang membuatnya lari dari Tuhan bahkan marah kepadaNya. Potongan-potongan mimpi buruk dan keeping ingatan ke masa lalu membuat film ini terasa melakukan pendekatan berbeda kepada penontonnya.

Movie Review - Malam Minggu Miko Movie (2014)

Malam minggu ini Miko (Raditya Dika) kembali mengunjungi kita. Kali ini dia menceritakan perjuangannya melepas kutukan (katakanlah) “Selalu gagal jika mulai serius dengan seorang cewek". Jika Miko berhasil, maka doi bisa lancar menjalin hubungan bersama  Anna   ( Mentari De Marelle). Gagasan mengenai kutukan ini diajukan oleh Ryan (Ryan Adriandhy) yang muncul dengan cara super duper aneh. Haha, Ryan yang baru pulang dari perantauannya di lautan, tiba-tiba mendatangi Miko untuk membantunya melepaskan kutukan tersebut. Nah, asal mula kutukan itu sendiri adalah baju lab Miko jaman SMP dulu yang di belakangnya ada tulisan tinta merah. Siapakah yang telah menjatuhkan kutukan ini?

Sebelum Fajar

Image
“Kalian dapat apa malam ini?” ujar Selena yang diapit oleh kedua adiknya. “Beberapa gelandangan merayuku, namun aku memilih pejalan kaki,” ucap Mariskha. “Seharusnya kak Mariskha ikut aku. Mereka yang di klub malam sangat menyenangkan,” timpal si Bungsu, Verona. “Hmm, besok akan kucoba ke sana,” ujar Marishka sambil mengulas senyum. “Kak Selena sendiri dapat apa?” Selena menghela napas, “Tidak ada. Aku bosan hidup seperti ini.” Mariskha dan Verona sontak menatap kakaknya. Mata mereka membulat. “Kak, sudah tiga hari. Bisa bahaya jika kakak terus seperti itu!” Samar-samar semburat fajar mulai menampakkan dirinya. Selena menyadari itu. “Tenanglah. Aku hanya bosan, bukan berarti akan berhenti. Lagi pula tidak mungkin aku meninggalkan kalian begitu saja,” ujar Selena sembari merangkul kedua saudarinya. “Fajar akan menyingsing. Ayo, lekas kita pulang!” Mariskha dan Verona menggangguk sembari tersenyum lega. Serupa sayap kelelawar tumbuh dan mengepak dari punggung mereka. Ya, harus