Kucing Hitam (Lagi)

Ada seekor anak kucing lucu yang beberapa hari ini tampak berkeliaran di sekitar rumahku. Anak kucing itu berwarna hitam legam yang membuat mata hijaunya tampak begitu terang. Pertama kali menyadari keberadaan anak kucing ini adalah saat aku di perjalanan hendak menuju rumah tempat aku mengajar. Kala itu, anak kucing ini mengintip dari balik rerumputan di pelataran samping rumah Bulekku. Matanya yang hijau beradu pandang dengan mataku. Oh, such a cute creature!

sumber unsplash

Dan yang paling membekas adalah saat malam harinya. Saat itu, Ez memang menemani dan mengantarku pulang seusai mengajar malam. Ketika aku telah sampai di rumah dan Ez ingin pulang ke rumahnya, aku mengantar Ez hingga ke teras. Aku dan Ez yang sedang mengambil motornya berada di teras samping. Tiba-tiba, tepat di samping teras depan, yang berjarak sekitar 3 meter dari tempat aku dan Ez berada, ada seekor kucing yang dengan manis melihat ke arah kami. 

Kucing hitam itukah? Haha, bukan. Anggora, kucing angora. Ada seekor angora berbulu putih yang gemuk melihat kami dengan intens. Karena penasaran dan gemes, aku mencoba mendekati angora tersebut. Namun, yea, malu-malu kucing, dia malah berlari ke arah rumah Mbah. Lalu berbelok ke arah rumah salah seorang Bulekku (bukan Bulek yang di atas tadi kuceritakan, ya). Yep, selidik punya selidik, sepupuku, si Anjeli, memang memelihara dua ekor angora. Entah karena apa, akhirnya anggora tersebut malah bebas berkeliaran di malam itu. 

Lalu, mana kucing hitamnya? Haha..sabar. Nah, ceritanya berlanjut. Aku pun mencoba untuk mengejar angora tersebut sambil setengah berlari ke teras depan tanpa alas kaki. Aku juga sambil berseru menirukan suara kucing, meong, meong. Aku berpikir si Angora tadi bakal tertarik dan mendekat. Yea, yea, dia memang sempat berhenti dan menoleh ke arahku, namun ya, itu, cuma sebentar. Kemudian dengan acuh melenggang cantik pulang (ke rumah Bulek). (-__-) 

Nah, menariknya, ketika kupanggil si Anggora tadi, anak kucing hitam itu ada di sekitar situ dan mendengarnya. Tak dinyana, malah dia yang datang mendekat. Dia berlari-lari ke arahku. Awalnya aku gak sadar kalau ada kucing hitam tersebut. You know, lah, it was at night. That night was as dark as its fur. Aku baru menyadarinya saat kulihat kilatan mata hijaunya yang terang dan semakin jelas. Aku tersenyum, ih menggemaskan sekali. :D 

Di teras depan aku berjongkok sebentar. Anak kucing itu kini di dekat kakiku. Dia ternyata lumayan jinak dan bersemangat dengan manusia yang baru ditemuinya, lol. Aku mencoba mengelus kepalanya dan dia tidak lari malah semacam menikmati sembari memejamkan mata. Lalu kucoba mengangkatnya. Haha, dia diam saja tidak melawan. Ohh, cute banget. Benar-benar full hitam, tanpa corak warna lainnya sedikitpun. Perfecto! :D 

Sayang aku tidak sempat mengambil fotonya. Yea, hari itu sudah malam, dan kamera handphone-ku sulit untuk menangkap gambar yang bagus. Ez pun sudah di atas motor bersiap untuk pulang. Kuturunkan lagi kucing itu dan dia bergabung dengan beberapa kucing kuning lainnya di sekitar rumah. 

Haha, mungkin aku kadang rada ber-filosofis ria. Ketika Ez sudah berlalu pulang dan aku berjalan ke pintu, kembali masuk rumah, ada dua kalimat yang terlintas di benak ini. Mau tahu? Haha, here they are! Agree or disagree, I don’t care, hehe. 

“Even darkness is beautiful.” 
“The beautiful of darkness is when you are willing to taste it with your good heart.” 

Dan sebuah quote legendaris melintas lagi di kepala kala itu. Saat aku menyadari fakta bahwa bukan Anggora yang kupanggil yang datang, melainkan si Kucing hitam. Begini bunyi quote legendaris yang kuyakin kamu juga pasti sudah pernah mendengarnya: 

“Terkadang kita tidak mendapat apa yang kita mau, namun kita mendapat apa yang kita butuh.” 

But lately, aku jarang melihat anak kucing itu lagi berkeliaran di sekitar rumah. Mudah-mudahan dia tetap sehat dan gak ada yang jahat sama dia hanya karena warnanya hitam legam. I miss you, Kitty.

Comments

Popular posts from this blog

Tidaakk!!

Apa yang bisa dilakukan di Hago Farm

Pohon Sukun Meranggas