Movie Review - Captain America: Winter Soldier (2014)
The price of freedom is high... and it's a
price I'm willing to pay! You told me not trust anyone and this is how it ends:
EVERYTHING goes!
sumber pinterest |
Rabu (23 April 2014) lalu, aku bareng Ez memutuskan untuk ke Cinema XXI. Kami menonton Captain America: The Winter Soldier. Film ini mendapat review yang bagus dari blogger film andalanku, Cinetariz. Jadinya cukup membuat penasaran. Selain itu, film lainnya yang tayang di hari itu, selain The Raid 2: Berandal, tidak terlalu menarik perhatianku
Oke, here we go. Steve Rogers a.k.a Captain
America (Chris Evans) kembali ke dunia -nyata- setelah dibekukan. Seharusnya saat
ini dia berusia 95 tahun, namun karena dibekukan, dia terlihat masih berusia 30
tahunan dengan badan padat berisi serta kemampuan fisik dan ingatan yang masih
sama kuatnya.
Di sini, sang Captain bernaung pada sebuah
organisasi elit bernama SHIELD yang diketuai oleh Nick Fury (Samuel L Jackson).
Misinya adalah melindungi dunia. Di era SHIELD ini, dunia terlihat begitu
modern. Bahkan SHIELD sendiri tengah mengerjakan proyek besar bernama Insight
yang bisa memprediksi kejahatan yang akan dilakukan oleh seseorang. Jika proyek
Insight ini diaktifkan, maka ada 3 kapal induk raksasa yang dilengkapi dengan
senjata api yang begitu banyak, yang bisa membunuh orang-orang yang mereka
curigai dengan cara seperti seorang sniper melalui bantuan satelit. Dalam satu
kali pengaktifan, mereka bisa membunuh ratusan orang dalam satu waktu. Proyek
yang mengerikan.
Paruh awal film begitu lambat dan menuntut
kita untuk fokus walau susah karena agak sedikit jenuh. Di sini digambarkan
tentang bagaimana sang Captain harus beradaptasi dengan dunia baru yang begitu
modern. Di film ini Captain mendapat bantuan dari Natasha Romanoff a.k.a Black
Widow (Scarlett Johansson). Mereka pergi ke kapal induk milik SHIELD yang
dibajak oleh blabla (aku lupa, haha). Captain diperintahkan untuk menyelamatkan sandera, namun
ternyata ada misi lainnya yang diam harus dikerjakan oleh Natasha.
Misi inilah yang akhirnya merupakan pintu
yang mengungkap adanya kebocoran di organisasi yang menaungi mereka. Adanya
penyusup di SHIELD yang ingin membangkitkan kembali organisasi kejahatan mereka
yang bernama Hydra, organisasi yang telah ada sejak Perang Dunia II. Sebenarnya
organisasi ini sudah dibereskan, hanya saja seperti halnya Hydra, satu kepala
yang dipotong, akan tumbuh dua kepala baru. Oh ya, selain Black Widow, Captain juga
dibantu oleh Sam Wilson a.k.a The Falcon (Anthony Mackie). Aku suka sekali
dengan sayap yang dipakai oleh Falcon. :)
Well, selain harus beradaptasi dengan dunia
barunya, Captain America juga harus melawan temannya sendiri yang juga
-dihidupkan- dari masa lalu. Temannya inilah yang disebut sebagai Winter
Soldier. Aku merasa film ini begitu pekat dengan nuansa politik kotor yang
cukup mengingatkanku dengan film Bourne. Aku tidak mengharapkan apapun
sebelumnya karena baru pertama kali ini aku menonton film Captain America, film
yang memang full membahas tentangnya. Hmm..tidak terlalu mencuri hati seperti
Spiderman atau Transformer, namun menurutku film ini lebih baik daripada Hulk,
hehe. :)
Yup, mungkin gak banyak yang bisa aku
ceritakan. Kalau kalian penasaran, buruan nonton langsung ya. Kata Cinetariz,
di tengah dan di akhir credit title ada beberapa adegan yang memberi petunjuk
untuk film The Avengers selanjutnya. Sayang aku melewatkan petunjuk itu, hiks.
Anyway, met nonton aja deh bagi yang menonton. *Penutup yang aneh, haha*
Comments
Post a Comment