Tentang Capung

sumber unsplash

Agak heran sih. Hari ini, tidak seperti biasa, ada capung nyasar masuk ke dalam rumah. Padahal baru beberapa hari yang lalu nonton acara di Trans7 tentang capung. Aku lupa nama acaranya. Pastinya acara itu tayang siang hari dan membahas tentang dunia hewan gitu. 

Oke, kembali ke capung tadi, si Capung tersebut awalnya nengkreng dengan manis di dinding ruang makan. Capung itu bewarna merah dengan sayap transparan yang ada sedikit motif warna biru dan kuning. 

Melihat itu capung, aku jadi flashback some years ago. Saat aku masih kecil, jaman-jaman SD dulu. Aku, adikku, plus sepupu-sepupuku suka nangkapin capung bareng-bareng. Kami buat semacam jaring, tapi tidak berlubang. Jaring tersebut dari plastik yang dililit dengan lidi di tepi-tepinya. Lalu ujung lidi itu di tancapin di sebatang kayu pohon singkong. Nah, mulai, deh perburuan capungnya,:). 

Dulu capung mudah sekali ditemui. Makanya sampai bisa ditangkap-tangkapi untuk dipegang-pegang, disuruh makan daun, dijadikan mainan. Sekarang sudah jarang ketemu atau melihat capung terbang ke sana sini. Hmm, mungkin karena dulu, daerah tempat tinggalku ini masih banyak pohon kali, ya. Sehingganya banyak capung yang hinggap dan nyari makan. 

Oh iya, di daerahku, setidaknya dulu, kami menyebut capung itu "kinjeng". Hmm, dari bahasa apa, ya itu? Mungkin bahasa jawa kali ya. Ada kinjeng rajo, kinjeng merah, kinjeng putih, kinjeng tawon, kinjeng jarum, ahh macam-macam dulu kami menyebutnya. Memang dulu ada banyak macam kinjeng yang bertebangan. Aku tidak tahu siapa yang mengajari untuk menyebut seperti itu. 

Baiklah aku akan menceritakannya satu per satu. tetapi ini kinjeng atau capung yang aku ingat saja ya. Pastilah di luar sana ada banyak macam yang lainnya. 

Kinjeng Rajo
Ini adalah kinjeng yang ukurannya lebih besar dari kinjeng-kinjeng lain, dan berwarna hitam. Gerakkan kinjeng satu ini lambat, tidak gesit. Jadi paling mudah untuk ditangkap. Jadi tak payah pakai perangkap, langsung pakai tangan aja bisa.
 
sumber google image

Kinjeng Merah dan Kinjeng Putih
Ada jenis yang kami sebut kinjeng merah dan kinjeng putih kekuning-kuningan dengan sayap putih transparan. Itu adalah jenis kinjeng yang paling sering ditemui. Tidak terlalu gesit, tapi lebih gesit daripada kinjeng rajo. Dnamakan seperti itu berdasarkan warna tubuhnya.Walaupun ada juga "kinjeng merah" yang lainnya. 

sumber google image
sumber google image

Kinjeng Tawon
Selanjutnya kinjeng tawon, kinjeng ini mempunyai warna sayap/tubuh seperti tawon (lebah). Jadi berbelang hitam kuning seperti itu. Nah, ini kinjeng yang paling gesit dan awas banget. Susah nangkapnya. Tetapi kalau tertangkap, wah, bangga nya pake banget, haha. 

sumber google image

Kinjeng Merah Nian
Nah, satu lagi kinjeng yang bikin bangga kalau bisa menangkapnya adalah kinjeng merah. Kinjeng ini seluruh tubuhnya berwarna merah termasuk hingga ke sayapnya. Kinjeng ini gesit minta ampun. Oh ya, tetapi entah kenapa kinjeng ini juga cukup susah untuk ditemui. Jarang, jarang, jaraang banget deh bisa nangkepnya ketika dulu itu. 

sumber google image

Kinjeng Jarum
Dan last but not least, kinjeng jarum. Aku paling suka kinjeng ini. Karena bentuknya tidak seperti kinjeng lainnya. Dia kecil seperti jarum. Suka hinggap didahan-dahan tanaman katuk atau yang penuh dengan daun hijau. Warnanya pun bermacam-macam. Yang paling menakjubkanku adalah warna biru. Ahh, cantik sekali pokoknya. Terkadang susah, terkadang mudah menangkapnya. 

sumber google image

Hmm, kemana ya sekarang kinjeng atau capung-capung dulu itu. Sudah jarang sekali aku temui. Apa karena pepohonan dan tanaman yang kini semakin berkurang? Dan ditambah pula masa hidup capung yang singkat? Iya singkat, karena dari info yang kudapat, capung yang masih berbentuk larva, memang dapat bertahan hidup selama 6 bulan, tetapi ketika sudah menjadi capung, masa hidupnya hanya sekitar 4 bulan. Ahh ntah lah, hmm. 

Well, kembali ke Capung merah yang kuceritakan di atas tadi, ntah kenapa, jadi nyasar ke kamarku. Dengan nyantainya nengkreng di dekat lampu kamar. Dan ini capung alias kinjeng merah, betahnya bemalam di kamar ini. Ketika pagi masih ada aku lihat itu kinjeng. Ini hasil jepretanku ke si Kinjeng tersebut: 

dokumentasi pribadi

Hai, kinjeng merah, salam, ya, buat teman-teman kamu yang lainnya. :D [17 Februari 2013]

Comments

Popular posts from this blog

Tidaakk!!

Apa yang bisa dilakukan di Hago Farm

Pohon Sukun Meranggas