MENIKMATI PANORAMA BUMI SAKTI ALAM KERINCI

menikmati panorama bumi sakti alam kerinci

Sakti Alam Kerinci merupakan slogan yang tertulis pada lambang daerah Kabupaten Kerinci yang terletak di provinsi Jambi. Dataran tinggi ini juga dikenal memiliki julukan Sekepal Tanah Surga. Begitu indah panorama yang terdapat di kawasan unggulan pariwisata Jambi ini. Mengunjungi Kerinci sudah lama dinantikan. Pada 2018 lalu akhirnya menjadi kenyataan.

Berangkat ke Kerinci Naik Travel

Travel lintas Kabupaten adalah transportasi yang Ez dan saya pilih. Ada beberapa armada yang tersedia dan umumnya mereka berangkat malam hari.

Khas mobil travel, kami dijemput di rumah lalu berkumpul di loket. Setelah itu baru bersiap lagi untuk berangkat. Saya sudah lupa apakah kala itu mobil yang kami tumpangi penuh penumpang atau tidak.

Saya yang mabuk darat ini mendapat kursi di belakang supir. Udara di dalam mobil dan hembusan angin dari pendingin udaranya merupakan campuran yang sempurna. Tubuh saya mulai berkeringat dingin, pusing, dan mual.

Padahal belum keluar dari kawasan kota. Semakin jauh jalan dan semakin berkelok jalur yang ditempuh, perut saya tidak lagi bisa kompromi. Ditambah abang supirnya yang bikin saya naik darah alias emosi. Iya, saya yang mabuk dan saya menyalahkan caranya membawa mobil. Seperti ugal-ugalan begitu. Wkwk, maaf bang.

Perjalanan dari Kota Jambi ke Kerinci butuh semalaman (±12 jam). Saya pun muntah lebih dari sekali di mobil. Obat anti mabuk yang dikonsumsi sebelumnya tidak berpengaruh banyak. Syukurlah sudah siap kantong plastik.

Menapakkan Kaki di Kerinci

Travel yang kami tumpangi sempat singgah sekali di sebuah tempat makan. Lumayan bisa menghirup udara segar sekaligus meluruskan badan. Mau makan tapi merasa takut bakal muntah lagi. Masih terasa pusing.

Ez yang juga merasa pusing tentu saja makan. Soalnya bagi dia kalau tidak makan bisa bikin makin pusing. Sekuat tenaga juga rupanya dia menahan agar tidak muntah.

Tempat singgah ini boleh dibilang sudah masuk kawasan Kerinci. Terdengar deru sungai membelah malam. Saya lupa nama daerahnya. Kalau tidak salah Pulau Sangkar. Tepat di seberang jalan, tampak seperti tebing dengan rumah penduduk di bagian atasnya. Jalanan pun terlihat berkelok mendaki.

Butuh sekitar tiga jam lagi dan kami pun sampai. Saat itu menjelang subuh, sekitar jam tiga atau empat. Udara dingin menusuk tulang. Penginapan kami di daerah Siulak.

Kami turun dari mobil travel dan lanjut naik angkot. Jam segitu sudah ada angkot yang beroperasi. Selain kami, ada juga dua anak muda yang entah siapa namanya. Mereka membawa ransel besar. Tampaknya bersiap mendaki gunung Kerinci.

Seperti biasa, Ez yang mengurus penginapan. Konsepnya ternyata beda dengan hotel. Jadi tempat ini menyatu dengan rumah pemiliknya. Kamar mandinya di luar. Dan airnya super dingin.

Tidak terpikir untuk meminta air hangat ataupun secangkir teh bahkan sarapan. Begitu introvert kah diri ini? Wkwk. Cuma repot juga tiap dua kali sehari mau mandi minta air hangat. Intinya, kena deh mandi dengan air sedingin es. Salah satu momen yang sulit dilupakan juga sih.

Menikmati Panorama Wisata Alam Kerinci

Kerinci boleh dibilang dataran tinggi pertama yang saya kunjungi. Pemandangan wisata alamnya sudah tidak diragukan. Namun merasakan langsung suasana di sana (dari sudut pandang seorang pengunjung) memberikan detail pengalaman baru untuk diri ini.

1| Danau Kerinci

danau kerinci (foto: dok. pribadi) 

Satu kata ketika melihat danau ini: luas. Ini danau terluas kedua yang pernah saya lihat setelah mengelilingi Singkarak saat jalan-jalan ke Sumatera Barat 2015 lalu.

Meski demikian, menurut data di internet, Danau Kerinci yang terletak di kaki Gunung Raja/Gunung Rayo merupakan danau terbesar kedua di Sumatera setelah Danau Toba.

Secara geografis, danau ini memiliki luas 4200ha, kedalaman 110 meter dan keliling hingga 70 km. Jadi memang sudah tidak diragukan lagi luasnya.

Untuk masuk ke kawasan danau ini, kami dikenakan retribusi sebesar lima ribu rupiah per orang (kalau tidak salah ingat).

Alamnya cantik. Hanya saja saat itu ada banyak sampah di areal wisata danau ini. Semoga kedepannya menjadi lebih bersih sehingga pengunjung tidak risih. Panorama alamnya pun dapat lebih dinikmati.

2| Mata Air Panas Semurup

mata air panas semurup kerinci (foto: dok. pribadi) 

Mata air panas adalah energi panas yang berasal dari dalam inti bumi. Mata air panas Semurup terletak di sepanjang jalan raya antara Sungai Penuh dan Kayu Aro atau tepatnya sekitar desa Air Panas Baru Kecamatan Air Hangat.

Setelah gempa tahun 1996 dan 2009 tinggi permukaan air panas Semurup menyusut secara signifikan. Memang keberadaan mata air panas ini tidak terlepas dari aktifitas tektonik sekitarnya. Proses alam tersebut akan terus mempengaruhi besar kecilnya tekanan maupun temperatur dari air panas tersebut.

(Ada sebuah plakat yang berisi keterangan tentang mata air panas ini. Dan kata-kata di atas dari plakat itu, wkwk)

Kalau tidak salah, ada banyak sekali mata air panas di daerah Kerinci. Salah satunya mata air panas Semurup ini.

Ketika saya dan Ez ke sana, hujan gerimis dan cuaca mendung. Asap yang keluar dari kolam air panasnya mengepul lebih banyak. Lumayan terasa juga bau belerangnya.

3| Perkebunan Teh Kayu Aro

perkebunan teh kayu aro kerinci (foto: dok. pribadi) 

Bayangan hampir menghilang. Matahari sejajar dengan kepala. Seharusnya kepanasan. Tapi saat itu yang dirasakan sebaliknya. Udara tetap dingin. Dinginnya hingga ke ujung jari.

Terik tapi dingin. Ternyata beginilah rasanya berada di kaki gunung. Udara dingin senantiasa menyelimuti.

Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3.805 mdpl dan merupakan gunung tertinggi di pulau Sumatera. Di kaki gunung ini terhampar perkebunan teh Kayu Aro.

Perkebunan ini telah ada sejak masa kolonial Belanda di tahun 1925. Perkebunan teh Kayu Aro juga merupakan perkebunan teh kedua tertinggi di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di Himalaya.

Di sini selain menikmati udara dan hamparan tanaman teh yang menyejukkan mata, pemandangan gunung Kerinci yang besar dan menjulang tinggi juga menjadi daya tariknya.

Saat itu puncak gunung sudah tertutup awan. Deru angin atau awan itu sayup-sayup terdengar lho sampai di tempat saya berdiri. Wah!

4| Air Terjun Telun Berasap

air terjun telun berasap kerinci (foto: dok. pribadi) 

Mengunjungi Telun Berasap dapat digandeng dengan kunjungan ke Perkebunan Teh Kayu Aro sebab jarak keduanya tidak terlalu jauh, sekitar ±20 km. Akses jalan bisa dibilang baik (sudah beraspal dan tidak terlalu ramai).

Telun Berasap merupakan air terjun yg jatuh dari tebing setinggi ±50 meter. Debit air yang jatuh sangat deras sehingga menciptakan embun/kabut ketika air menghantam bebatuan di bawahnya. Embun/kabut tersebut tampak seperti asap.

Konon dibalik air terjun ini ada sebuah goa. Hanya saja belum ada yang berani masuk ke dalamnya karena terhalang oleh aliran air yang deras dan bebatuan yang terjal di bawahnya.

Telah disediakan deretan anak tangga serta pondokan untuk menikmati atau mengamati air terjun ini. Sayangnya pondokan ini tampak kurang terurus.

Dianjurkan untuk berhati-hati jika ingin mengambil foto. Selain karena lantai pondokan yang licin, embun/kabut dari air terjun tadi mirip hujan gerimis. Embunnya mencapai tempat kita berdiri. Jadi kamera ataupun hape yang kita gunakan juga bisa terkena tetesannya.

5| Bukit Khayangan

panorama bukit khayangan kerinci (foto: dok. pribadi) 

Panorama Bukit Khayangan terletak pada ketinggian lebih kurang 1500 meter diatas permukaan laut. Lokasinya terletak di desa Renah Kayu Embun.

Perjalanan menuju Bukit Khayangan dapat ditempuh selama sekitar 30 menit dari kota Sungai Penuh dengan kendaraan bermotor. Akses jalannya sendiri bagus, aspalnya mulus. Namun tetap harus berhati-hati karena jalurnya penuh belokan dan tanpa sadar kita sebenarnya sedang mendaki.

Dari atas bukit melihat ke arah timur, kita dapat menikmati hamparan kota Sungai Penuh dari kejauhan dan sedikit Danau Kerinci. Pemandangan yang sudah tentu elok dan tidak membosankan.

Saat saya dan Ez naik ke bukit ini, cuaca sedang cerah sehingga dapat melihat dengan lumayan jelas pemandangan kota dan danau dari atas bukit. Matahari sore bersinar lantang dan membuat silau.

Meski demikian, menurut saya jika naik ke bukit ini, wajib pakai jaket. Apalagi sore begini. Bukan karena udara dingin khas udara pegunungan, melainkan hembusan angin yang terasa menusuk tulang.

Sekilas tentang Penginapan

Itulah beberapa tempat wisata di Kerinci yang pernah saya kunjungi bersama Ez. Sekarang mari cerita sedikit tentang tempat menginap selama liburan di Kerinci.

Ez memutuskan untuk mengambil penginapan di daerah Siulak. Ini penginapan lokal yang dijalankan oleh salah seorang penduduk di sana. Penginapan ini bernama Kerinci Culture.

Kamar tempat kami menginap merupakan bagian dari rumahnya. Tidak gabung dengan rumah induk namun masih berada dalam satu pagar. Dua kamar yang tersedia terletak di lantai atas. Kamar mandi di luar (lebih tepatnya di halaman samping rumah).

buku-buku di penginapan kerinci (foto: dok. pribadi) 

Nuansa penginapannya lokal. Ada gambar peta Kerinci dan lukisan di dinding kamar. Penginapan ini pernah disinggahi wisatawan asing. Biasanya konsep penginapan dengan citarasa lokal ini memang lebih diminati.

Di penginapan ini juga tersedia buku-buku. Saya tertarik untuk baca namun sulit sebenarnya menggabungkan antara aktivitas baca dan liburan.

Ez menanyakan kepada pemilik apakah bisa sekalian sewa motor. Ternyata bisa. Motornya tipe matic (saya lupa persisnya apa). Helm juga tersedia. Motornya tidak bisa lari kencang. Sekitar 40-60 km/h saja. Namun dengan motor itulah kami berkeliling Kerinci.

Waktunya Belanja Oleh-Oleh

Lagi-lagi kami liburan tidak mewah. Hanya budget backpacker-an, wkwk. Judulnya belanja oleh-oleh tapi tidak sampai habis ratusan ribu juga sih.

Saya pun jujur sudah lupa apa saja yang dibeli saat itu. Di ingatan saya hanya masuk ke sebuah toko yang banyak menjual variasi oleh-oleh berupa makanan. Satu produk yang saya ingat hanyalah dodol kentang.

Sebab Kerinci merupakan kawasan perkebunan, tanahnya pun cocok untuk budidaya kentang. Hasil tanaman kentang di sana lumayan potensial. Mungkin karena itu produk dodol kentang menjadi salah satu unggulan dan menjadi buah tangan khas Kerinci.

Dodol ini terdiri dari banyak variasi rasa diantaranya rasa pandan, durian, stroberi, gula aren, dll. Saya pribadi suka dengan dodol kentang ini.

Teksturnya tidak lengket ataupun kenyal sehingga tidak bikin nyangkut di gigi. Dodol ini lembut jadi sekali gigit langsung patah. Rasanya juga tidak terlalu manis. Silakan pembaca coba saja jika suatu kali nanti main ke Kerinci.

Perjalanan Pulang ke Jambi

Saya tidak ingat dengan jelas soal perjalanan pulang dari Kerinci ke Jambi. Hanya beberapa adegan saja yang masih terlintas di kepala.

Salah satunya perihal waktu. Saat itu malam hari. Hujan gerimis sampai agak deras. Saya dan Ez sudah pamitan dengan empunya penginapan. Lalu menunggu jemputan mobil travel di teras.

Sekitar sejam kemudian baru datang mobilnya. Lumayan lama. Saya lupa ada masalah apa kala itu. Ya, kami kembali naik travel. Dan perjalanan turun dengan jalan berkelok kembali dimulai.

Kalau saya tidak salah ingat, agak kurang mabuk darat kala itu. Entah sebab mengantuk atau ada sebab lainnya. Bisa sih saya tanya ke Ez. Tapi beliau sedang serius serta fokus mengurus kerjaan, wkwk. Kasihan kalau diganggu. Sudah lah. Sampai di sini saja cerita pulang dari Kerincinya. :D

Penutup

Pembaca Pandoraque yang budiman, akhirnya selesai juga saya bernostalgia. Mencicil hutang kepada diri sendiri perihal cerita saat berlibur di bumi Sakti Alam Kerinci. Terimakasih sudah ikutan baca. Sampai jumpa di postingan berikutnya. :D

Comments

  1. Baca cerita mba, aku yakin bakal sukaaaaa dengan kerinci 😍😍😍. Krn dingin 😄. Soalnya aku memang ga suka tempat panas, dan karena itu kalo liburan juga lebih milih di saat winter. Sementara kalo wilayah Indonesia, cari yg memang sejuk lokasinya mba. Jadi seneng kalo dapat referensi tempat liburan yg sejuk begini 😘

    Belum pernah sih ke kerinci, padahal kampungku sumatera juga, di sibolga. Pengen ih kalo bisa road trip ke sana dari jakarta. Suami aja yg masih ragu krn dia bakal nyupir sendiri kalo road trip gini 😄

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tidaakk!!

Apa yang bisa dilakukan di Hago Farm

Pohon Sukun Meranggas