Metode Mendidik Anak dari Ali bin Abi Thalib

Ustadz Khalid Basalamah adalah salah satu ustadz yang ceramah/dakwahnya sering menarik perhatianku. Bukan hanya soal materi yang disajikan melainkan juga cara beliau menyampaikannya. 

Aku mengikuti dakwah beliau melalui Instagram dan Youtube. Sengaja mengikuti melalui media sosial agar saat aku menghabiskan waktu di kedua akun tersebut lalu terlihat postingan ceramah beliau, aku bisa berhenti sebentar menyimak dan sedikit banyak menambah ilmu agama. Sebenarnya lebih bagus lagi kalau memang meluangkan waktu untuk itu (bukan sambil main sosmed). Doakan saja ya biar diri ini semakin lebih baik ke depannya. 

dokumen pribadi | diedit seperlunya

Berkaitan dengan tema ODOP kali ini, aku pernah mendengar penggalan ceramah beliau soal mendidik anak. Agar lebih mantap dan tidak hanya sebatas ingatan saja, aku pun mencari penggalan ceramah tersebut di Youtube. Alhamdulillah ketemu meski bukan dari akun resmi milik beliau. Jika pembaca ingin melihat langsung video yang kumaksud (dan lebih baik begitu) silakan klik di sini

Melalui sesi ceramah tersebut, beliau mengatakan ada tiga fase pendidikan dasar untuk anak. berdasarkan pernyampaian dari Ali bin Abi Thalib (ra). Perkataan dari khalifah Ali ini kemudian diambil menjadi rujukan/referensi oleh banyak ulama tarbiyah (ulama yang mempelajari ilmu tentang pendidikan berbasis islam, cmiiw). Ada pun isi dari pendidikan dasar tersebut adalah membagi fase mendidik anak kedalam tujuh tahun dikali tiga. Berikut penjelasannya. 

1 | Tujuh tahun pertama (usia 1-7 tahun) didik anak dengan kelembutan 

Pada fase/rentang usia ini, anak sedang dalam tahap perkembangan dimana rasa ingin tahunya sangat besar. Anak akan mulai mengeksplorasi sekitarnya dan mulai mencoba beragam hal. Dalam fase ini jangan ada pukulan terhadap anak melainkan dirangkul dan diingatkan melalui lisan yang baik, dengan kasih sayang dan kesabaran. Di bagian ini Ustadz Khalid memberikan contoh Rasullulah SAW yang membiarkan cucunya yang dibawah usia tujuh tahun naik ke atas punggung beliau saat beliau solat. 

2 | Tujuh tahun kedua (usia 8-14 tahun) didik anak dengan ketegasan 

Ketegasan berbeda dengan kekerasan. Ketegasan misalnya orang tua memberikan aturan dan arahan yang jelas kepada anak-anaknya dengan cara yang baik. Misalnya peraturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dsb. Ketegasan merupakan bentuk kedisiplinan. Sementara kekerasan itu seperti kata-kata kasar, raut wajah penuh amarah dan sebagainya. Kekasaran tidak boleh dilakukan. Bukan hanya pada anak, istri atau pun orangtua, bahkan musuh pun tetap diperlakukan dengan baik. Jadi ada perbedaan besar antara ketegasan dan kekasaran. 

Salah satu contoh ketegasan yang harus diterapkan adalah perihal solat. Dalam rentang umur ini anak harus diajarkan dengan tegas untuk mendirikan solat. Lalu disunnahkan pula untuk memisahkan mereka, membiarkan mereka tidur di tempat yang berbeda dari orang tuanya atau jika memungkinkan lebih baik lagi tempatkan anak-anak di kamar mereka masing-masing meskipun mereka memiliki gender yang sama. 

3 | Tujuh tahun ketiga (usia 15-21 tahun) didik anak dengan musyawarah 

Perihal musyawarah ini khusus untuk anak laki-laki. Ajak mereka atau libatkan mereka saat keluarga ingin memutuskan sesuatu. Misalnya jika orang tua ingin membeli kendaraan, tanyakan kepada mereka warna apa yang sebaiknya dibeli dan kenalkan kepada mereka cara mengambil keputusan yang bijak. Biarkan anak lelaki terbiasa bermusyawarah dan memberikan ide karena mereka akan menjadi pemimpin di masyarakat. 

Sementara untuk anak perempuan sedikit berbeda. Anak perempuan sebaiknya dipandu dengan baik dan dilindungi. Anak perempuan memiliki alam pikiran atau karakter yang berbeda dengan anak lelaki sehingga pola pengasuhannya pun berbeda. Namun tujuannya tetap sama yaitu agar mereka tumbuh menjadi anak-anak yang baik terutama dalam menjalankan perintah agama. 

Itulah tiga fase mendidik anak secara islami. Penuturan dari ustadz Khalid tersebut memberikan pengalaman dan ilmu baru yang insya Allah akan berguna nantinya. 

Apa yang kutuliskan di atas adalah sebuah kesimpulan berdasarkan apa yang kudengar dan kupahami dari ceramah tersebut. Jika pembaca tertarik dengan pola pengasuhan ini, aku sangat menyarankan agar melihat langsung videonya, ya. Biar lebih bermanfaat dan tidak terjadi kesalahpahaman. Sekali lagi, silakan klik di sini untuk mengakses video tersebut (mudah-mudahan masih ada, hehe). 

Submitted to: 
One Day One Post 2021 – Indonesian Content Creator (621 kata)

Comments

  1. Sangat benar dan perlu di terapkan metode nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, jika tertarik silakan diterapkan. Btw kolom komentar di blog Mayuf di non aktifkan ya? :)

      Delete
  2. Khalifah bin Abi Thalib selain pintar juga bijaksana. Aku baru tau beliau juga memiliki metode bagaimana mendidik anak yang dibagi dalam 3 fase. Makasih infonya kak.
    Salam kenal kak Pandoraque 😁

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tidaakk!!

Apa yang bisa dilakukan di Hago Farm

Pohon Sukun Meranggas