Movie Review - Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (2013)
Butuh tiga kali gagal untuk bisa menonton film ini. Sebuah film adaptasi dari
novel sastra lama karangan Buya Hamka. Akhirnya, aku dan Ez berhasil menonton
ini sekitar sebulanan yang lalu. Dan kami pulang dengan hati yang mengharu biru.
Yup, ini
film TOP banget. Aku awalnya agak pesimis karena susah untuk menemukan film
Indonesia yang oke, maksudnya dalam kualitas ceritanya. Walaupun memang tak
sempurna 100%, namun aku sangat merekomendasikan film ini.
sumber pinterest |
Film ini intinya tentang kisah cinta anak manusia bernama Engku Zainuddin (Herjunot Ali). Dia pemuda keturunan Makasar-Padang. Semua bermula saat ia kembali ke Kampung halaman ayahnya di dusun Batipuh, Padang, Sumatera Barat. Di sana dia bertemu dengan Hayati (Pevita Pierce) kekasih hatinya atau yang disebutnya sebagai "permataku". Mereka pun saling jatuh cinta. Namun malang, cinta mereka tak direstui. Zainudin pun terusir dari Batipuh.
Sungguh
menyayat hati ketika melihat adegan perpisahan antara Hayati dan Zainuddin.
Berikut adegan saat Hayati mengunjungi Padang Panjang untuk bertemu Zainuddin.
Oh, jangan disangka mereka bisa bertemu dan bercakap seperti seharusnya. Dan
sangat menyayat hati pula ketika Hayati memutuskan cinta dan harapan Zainudin karena
menikah dengan Azis (Reza Rahardian).
Zainuddin
sangat terpukul, namun Muluk (Randy Nidji) membantunya untuk bangkit dan sukses
menjadi seorang penulis terkenal. Dan namanya hidup, apa yang kita tanam adalah
apa yang nanti akan kita tuai. Hayati mendapat karma atas pengkhianatannya. Dan
Zainuddin pun belum mampu menguasai dirinya dari dendam dan amarah. Akhirnya
cinta mereka dipisahkan oleh waktu untuk selamanya bersama dengan tenggelamnya
kapal Van Der Wijck.
Mungkin
awalnya ada yang berasumsi bahwa film ini serupa dengan Titanic. Namun tidak
seperti itu. Film ini lebih keren dari Titanic. Setting cerita dan bahasa yang
dipergunakan sangat kuat. Aku begitu merasakan kekuatan cerita sastra lama
goresan Hamka. Begitu dibingkai dengan baik. Tidak hanya membawa rasa
kebangsaan, namun memberikan banyak sekali pesan-pesan baik tentang kehidupan.
Awesome.
Begitulah
Readers. Aku berurai air mata menontonnya. Hampir semua pengunjung di ruangan
tersebut berurai air mata. Mungkin jika ada yang tidak aku suka dari film ini
adalah ketika adegan Ball, atau pesta di rumah Engku Zainudin. Musik yang
terlalu berlebihan dan tarian-tarian yang err entahlah. Haha, yah hanya itu
saja. Selebihnya aku sangat merekomendasikan film ini. Rasakan kebanggaan pada
tanah leluhur kita ini Kawan, rasakan bangganya menjadi seorang Indonesia. :)
Comments
Post a Comment