Posts

Tidaakk!!

Image
sumber google image Pagi ini, sekitar pukul 04:45, aku semi terbangun karena alarm hape yang berbunyi nyaring. Hape ntu ada di atas meja kecil disamping tempat tidurku. Reflek kuraih, dan kutekan tombol "matikan", lalu aku kembali tidur. Aku sengaja pasang alarm jam segitu seperti biasa untuk membangunkanku di waktu subuh. Tapi ya itu, biasanya hape aku taruh di meja di seberang tempat tidurku. Agar ketika alarmnya berbunyi, aku harus bersusah payah bangun dan berjalan untuk mematikannya. Namun kali ini aku taruh di dekat tempat tidur, dalam jangkauan tanganku. Dan aku ngantuk banget rasanya. Alhasil aku alpa solat subuh pagi ini.  Ok, lanjut ceritanya. Aku matikan alarm hape lalu kembali tidur hingga... hmm, ini yang versi gak enaknya. Sekitar jam 5:47, aku kembali semi terbangun gitu. Saat itu posisi tangan, aku rasakan menggantung, bukan di tepi tempat tidur. Aku merasa ada sesuatu yang nyangkut di tanganku itu. Aku kibas-kibas terus. Rasanya seperti ada helaian rambut ya

Sewaktu Madrasah Dulu

Image
Bukan mau pamer atau apa. Niat hati hanya mau sharing. Ini tentang sebuah keampuhan doa. Pernah terjadi dulu sewaktu ku di madrasah. Iya, aku dulu sekolah di SDN 158/IV siang hari, dan sore harinya sempat sekolah di madrasah, yang juga tak jauh dari rumah. Layaknya di Madrasah, kami diajarkan lebih jauh mengenai islam dan bahasa arab. Begitu pula tata cara memakai pakaian muslim dan berjilbab. Lalu menulis dan membaca bahasa arab. Ada juga shalat ashar berjamaah di mesjid, dan banyak hal lainnya. Alhamdulillah aku mengerti menulis dan membaca angka hijaiyah karena beajar di madrasah ini.  sumber google image Lalu doa apa sih ini? Ok, suatu ketika di kelas, sebelum belajar, oleh seorang guru yang lagi-lagi maaf aku lupa namanya, diajarkan untuk membaca doa ini:  “Robi shrohli shodri wa ya shirli amri wah lul uqdatam mil lissani yah khohu khouli “  Artinya : Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, dan lancarkanlah lidahku serta mudahkanlah urusanku.  Aku pun membaca bismillah dan melafalkan

Tentang Capung

Image
sumber unsplash Agak heran sih. Hari ini, tidak seperti biasa, ada capung nyasar masuk ke dalam rumah. Padahal baru beberapa hari yang lalu nonton acara di Trans7 tentang capung. Aku lupa nama acaranya. Pastinya acara itu tayang siang hari dan membahas tentang dunia hewan gitu.  Oke, kembali ke capung tadi, si Capung tersebut awalnya nengkreng dengan manis di dinding ruang makan. Capung itu bewarna merah dengan sayap transparan yang ada sedikit motif warna biru dan kuning.  Melihat itu capung, aku jadi flashback some years ago . Saat aku masih kecil, jaman-jaman SD dulu. Aku, adikku, plus sepupu-sepupuku suka nangkapin capung bareng-bareng. Kami buat semacam jaring, tapi tidak berlubang. Jaring tersebut dari plastik yang dililit dengan lidi di tepi-tepinya. Lalu ujung lidi itu di tancapin di sebatang kayu pohon singkong. Nah, mulai, deh perburuan capungnya,:).  Dulu capung mudah sekali ditemui. Makanya sampai bisa ditangkap-tangkapi untuk dipegang-pegang, disuruh makan daun, dijadikan

Harta Karun Masa Kecil

Image
sumber unsplash Dahulu, di zaman Nabi Musa alaihis salam hiduplah seseorang yang bernama Qarun. Kepadanya, Allah anugerahkan harta kekayaan yang melimpah. Kunci-kunci harta kekayaannya sangat berat dipikul oleh beberapa orang laki-laki yang kuat. Ada yang mengisahkan bahwa kunci-kunci harta kekayaan Qarun terbuat dari kulit yang dibawa oleh 60 ekor keledai.    Qarun memang seorang yang pandai dan ahli dalam bekerja. Namun sayang, Qarun amat pelit dan kejam. Ia hanya mau memeras tenaga orang-orang untuk memperkaya dirinya tanpa diberi upah. Hanya sedikit makanan dibagikan supaya mereka tidak mati kelaparan.  Qarun senang berjalan-jalan memamerkan kekayaannya sehingga membuat kagum orang yang melihatnya. Dia tidak bersyukur kepada Allah. Dia malah menjadi sombong dan berbuat aniaya. Dan tidak mendermakan hartanya kepada orang yang membutuhkan. Nasihat yg baik dan peringatan yg jujur yg dikemukakan oleh pemuka-pemuka kaumnya itu tidak diendahkan oleh Qarun dan tidak mendapat tempat didal

Tentang Mangga dan Air Zam Zam

Image
Saat itu Bapak suka sekali beli mangga. Bawa pulang sekilo, dimakan sehari dua hari, terus habis, beli lagi. Suka sekali sepertinya Bapak sama mangga. Pernah beliau cerita, waktu kecil dulu, mau makan mangga langsung dari pohonnya. Lalu langsung dikupas pakai gigi, tanpa pisau. Biasanya dulu Bapak makan mangga bareng teman-teman masa kecilnya. Tetapi sekarang, beda sudah caranya. Bapak lebih rapi.  sumber unsplash Beliau kupas mangga pakai pisau, lalu dibasuh dengan air matang. Kemudian dipotong-potong dadu, ditempatkan di sebuah wadah plastik bekas es krim gitu. Bapak paling jago kalau yang namanya mengupas dan memotong buah. Pastinya bukan cuma mangga. Nanas, pepaya, bengkuang, kedondong, semangka, sampai singkong, selesai, tuntas, rapi.  Well, balik ke cerita mangga tadi, ritual selanjutnya setelah potong memotong dan penempatan, langsung deh ambil garpu. Bapak kalau makan buah potongan gitu pakai garpu. Dan mulai beliau panggil Emak, aku dan adikku. Semua yang ada di rumah ini diaj