Sebuah Fiksi Mini dan Celoteh Singkat tentang Fiksi Mini


Jantungnya berdegub. Dia terlihat takjub. Sebuah batu seukuran telur angsa berpendar keperakan di hadapannya. Akibat cahaya dari batu itu, bayang-bayang dirinya memanjang memenuhi dinding dan langit-langit goa. 

Pelan-pelan tangannya terulur. Harta karun telah di depan mata. Sebuah batu berharga yang dijuluki Reruntuhan Musim Dingin. Di saat biasa, dia pasti telah berteriak kegirangan. Entah mengapa kali ini suaranya tertahan. 

Tas lusuh yang sedari tadi tersampir di pundaknya terbuka. Seolah siap sedia menyimpan batu bertuah itu. 

Bisa dirasanya udara dingin menguar di sekililing batu. Dia mulai mengenggamnya. Lalu batu itu seakan menjadi hidup dan liar. Tanggannya menahan gemetar. Dinginnya batu merayapi setiap inci tubuhnya.

"Aaahhh... "

Teriakan yang tertahan tadi keluar dan memenuhi penjuru goa. Memantul dari satu dinding ke dinding lainnya. 

***

Dengan napas terengah, dia terduduk di atas ranjang. Bersamaan dengan itu dia mengibaskan tangannya yang terasa basah. Benda seperti dadu yang sedikit cair baru saja terhempas ke lantai kamar. Es batu!

“Hahaha…”

Terdengar suara tawa dari balik pintu kamar yang telah terbuka. Adiknya memang selalu punya cara jitu untuk membuatnya bangun. Pagi ini caranya dengan membuatnya menggenggam es batu.

Dia pun segera turun dari ranjang untuk melancarkan serangan balasan. Dia tidak rela mimpi indahnya tadi terputus begitu saja.

Baru selangkah menapak, dia berhenti dan tertegun. Sesuatu mengintip dari balik tas sekolahnya yang tergeletak di lantai kamar. Sesuatu yang berkilau keperakan. 

Dia melangkah mendekati tasnya. Dengan tangan yang masih basah, dia mengusap matanya. Jantungnya berdegub. Dia terlihat takjub. 

--------------------

Kisah di atas adalah sebuah flash fiction (fiksi mini) yang pernah kubuat 2016 lalu. Fiksi ini telah kuubah sedikit dan rasanya belum pernah diunggah ke Pandoraque.

Aku membuat flash fiction di atas untuk mengikuti giveaway di salah satu blog buku. Hadiahnya tentu saja buku. Dan aku mendapatkannya, horee.. Keberuntungan sih kalau boleh kubilang. Sebab pesertanya tidak banyak jadi fiksi miniku ini bisa terlihat mencolok. 

Beberapa hari ini kangen, pengen menulis fiksi mini lagi. Awal mula tertarik menulis karena ingin belajar membuat fiksi. Membaca buku-buku fiksi sudah cukup sering. Namun menulisnya sendiri sama sekali hal yang berbeda. 

Sebuah kegiatan kalau dikerjakan bersama-sama biasanya terasa lebih menyenangkan. Pandoraque pernah bergabung dengan komunitas Monday Flash Fiction (MFF) asuhan kak Carolina Ratri. Namun saat ini MFF sedang hiatus. 

Selama di MFF aku sempat menulis 14 fiksi mini. Kalau teman-teman mau baca, klik saja di sini

Ada hal lain tentang fiksi mini dan fiksi pada umumnya yang ingin kutuliskan. Namun tunggakan postingan ODOP ICC sudah banyak. Jadi mungkin suatu hari nanti aku edit kembali postingan ini. Hihi. 

Submitted to:
One Day One Post 2021 - Indonesian Content Creator (408 kata)

Comments

Popular posts from this blog

Tidaakk!!

Apa yang bisa dilakukan di Hago Farm

Pohon Sukun Meranggas