Rahasia Menulis Novel Viral dan Laris


Menulis novel jelas tidak mudah dan makan waktu. Begitu pula dengan memikirkan strategi pemasarannya terutama jika novel tersebut self-publishing. Lalu bagaimana caranya menulis novel yang laris sekaligus disukai dan diterima oleh banyak kalangan? 

ODOP ICC 2021 kembali mengadakan sharing session kedua pada Rabu lalu (20/01). Kali ini tema yang diangkat adalah Tips Menulis Novel Viral dan Laris. Narasumbernya adalah kak Najhaty Sharma. Beliau penulis novel Dua Barista yang laku hingga 5.300 eksemplar. Nah melalui sharing ini kak Haty membagikan “rahasianya”. 

Profil Narasumber 

banner odop icc sharing time

Kak Haty atau lengkapnya Najhaty Sharma adalah penulis novel Dua Barista dan Kumcer Lipstick serta Kupu-kupu Marrakesh. Dua Barista sendiri adalah novel yang mengangkat tema poligami dalam nuansa islami. Novel ini viral dan mendapatkan sambutan positif dari banyak pembaca. Meski mengangkat tema yang sensitif, penjualan novel Dua Barista tidak main-main. Pada Januari 2020 bahkan laku hingga 5.300 eksemplar. 

Melalui sharing time lalu, kak Haty berbaik hati membagikan rahasianya menulis dan sekaligus memasarkan novel tersebut hingga laris di pasaran. Untuk menulis novel yang demikian ada dua faktor penentu yaitu kekuatan cerita dan kekuatan marketing. Berikut pembahasannya. 

Kekuatan cerita 

Ada empat hal yang bisa difokuskan untuk membuat konstruksi cerita yang kuat. Keempat hal tersebut adalah penokohan, latar, konflik, dan solusi dari konflik itu sendiri.

1| Penokohan 

Disarankan untuk membuat tokoh-tokoh yang bisa menyebabkan pembaca betah membaca novel yang kita tulis dari awal sampai akhir; dari satu bab ke bab lainnya. Cara untuk membuatnya adalah dengan memahami karakter tokoh tersebut dengan baik. 

Tidak masalah jika karakter tokoh kurang kuat asalkan sesuai dengan target pembaca. Kak Haty menyatakan kalau tokoh di novel Dua Barista boleh jadi tidak sekuat tokoh-tokoh di novel Laskar Pelangi, Dawuk, Orang-orang Proyek, dsb. Namun tokoh di Dua Barista sesuai dengan target pembacanya yaitu emak-emak alias ibu-ibu. 

Meski kak Haty sebenarnya menyenangi tokoh yang memiliki karakter kuat, namun terkadang menulis tanpa idealisme juga tidak apa-apa. Lebih lanjut, kak Haty menyebutkan kalau tokoh di novel Dua Barista tersebut telah melalui riset. Namun bukan riset yang sulit karena tokoh-tokoh tersebut tidak sulit direka. 

2| Latar cerita 

Sebaiknya memilih latar yang dikuasai. Jika menguasai latar atau tempat cerita tersebut berlangsung, maka latar tersebut akan terasa nyata. Meskipun latarnya fiksi alias tidak nyata, namun penguasaan latar akan membantu menulis cerita sedemikian rupa sehingga pembaca akan merasakan kalau itu benar-benar ada. Boleh juga kalau ingin mengangkat latar luar negeri asal memang menguasai latar tersebut dengan baik.

gambar dari instagram najhaty sharma

3| Konflik cerita 

Konflik pada sebuah novel akan membuat cerita lebih hidup. Untuk membuat konflik yang menggelitik bisa dengan melihat dan mempelajari kehidupan orang-orang di sekitar. Dengan melatih kepekaan sosial, maka konflik yang tercipta pun terasa nyata dan pembaca bisa merasa terhubung dengan cerita yang ditulis. Selain itu disarankan juga membuat plot yang berkesinambungan. Jadi pembaca bisa menikmati setiap bab yang disajikan dan cerita pun tersaji dengan lebih efisien. 

4| Solusi konflik 

Solusi digunakan untuk mengakhiri konflik dalam sebuah novel. Solusi bisa diciptakan dengan memahami jalan pikiran tokoh utama dengan baik sehingga solusi yang dihadirkan tidak membuat pembaca kebingungan karena sinkron dengan karakter tokoh tersebut. 

Cara untuk memberikan solusi pada konflik di novel yang kita tulis juga bisa dengan melihat bagaimana orang-orang pada umumnya menyelesaikan masalah. Penulis juga bisa menambah wawasannya dengan belajar dari prinsip hidup yang ada atau dari petuah-petuah yang berlaku di masyarakat. 

Untuk membuat solusi konflik per bab, bisa dengan mempelajari hal-hal apa saja yang dapat membuat pembaca betah membaca cerita yang kita tulis. Bisa juga dengan memberikan plot twist misalnya di bagian akhir. Plot twist dapat membuat pembaca betah dan penasaran sehingga akan lanjut membaca hingga akhir novel. 

Kekuatan Marketing 

Selain membangun kekuatan cerita, penulis yang ingin novelnya laris dan viral harus memahami kekuatan marketing (pemasaran). Ada dua macam marketing yaitu organik dan non-organik. 

gambar unsplash

Marketing organik memanfaatkan jaringannya sendiri dan biasanya dimulai dari nol. Sementara marketing non-organik dibangun melalui iklan. Kak Haty menyukai marketing organik. Menurutnya kalau bisa melakukannya secara organik, maka akan bisa juga melakukan yang non-organik. 

Jika ingin menggunakan marketing non-organik maka perhatikan platform yang digunakan. Beda platform maka beda juga caranya. Kak Haty memulai promosi melalui Facebook dengan target pasar ibu-ibu. Setelah membuat cerita yang sesuai, maka bentuk supporting team yang solid. Apalagi jika menerbitkan novel secara indie (self-publishing), maka kekuatan marketing harus jadi bahan pertimbangan. 

Kak Haty juga menyinggung tentang covert selling dimana membolehkan pembaca untuk menikmati atau mencicipi cerita yang disajikan tanpa iming-iming penjualan. Cara ini dapat membuat pembaca tertarik untuk membeli novel yang kita tulis. 

Rahasia Lainnya 

Dari apa yang kak Haty sampaikan serta jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peserta sharing time, ada beberapa rahasia alias tips lainnya jika ingin menulis novel yang nantinya bisa laris dipasaran. Berikut rangkumannya sekaligus penutup postingan ini. Semoga bermanfaat.

gambar unsplash

1| Sebelum menulis 

Biasanya novel yang laris memahami keinginan pasar. Dimulai dengan membuat konstruksi cerita yang baik dengan unsur-unsur cerita yang lengkap (awal-tengah-akhir). Apa yang membuat kita bosan saat membaca karya seseorang maka jangan terapkan di novel yang kita tulis. 

Jika ingin meniru fiksi orang lain maka jadikan itu sebagai latihan saja. Bisa ditulis di Wattpad. Namun kalau ingin menerbitkan buku/novel sendiri sebaiknya yang original bukan tiruan. Tema boleh jadi sama namun eksekusinya bisa beda. Tergantung siapa yang menulis. Contohnya novel bertema poligami yang ditulis oleh kak Asma Nadia berbeda dengan Dua Barista milik kak Haty. 

2| Saat Menulis 

Perbanyak latihan menulis meski merasa gagal atau kurang puas. Awalnya kak Haty berlatih menulis dengan buku tulis. Saat ini telah memanfaatkan teknologi Google Keep. Latihan menulis dan eksplorasi diri sendiri baru kemudin pelajari teorinya. 

Pada novel yang kita tulis, perbanyak dialog bukan percakapan (kosong belaka). Dialog bisa memperlihatkan karakter tokoh dan masih berkaitan dengan plot cerita. Sisipkan motivasi atau sesuatu yang bisa menggugah hati di cerita yang kita buat. Apa saja hal menggugah itu? Salah satunya bisa berkaca kepada pengalaman diri sendiri. 

Usahakan juga untuk show not tell (ditunjukkan bukan disebutkan). Hal ini membuat pembaca lebih menikmati cerita dengan lebih baik. Jika mengangkat tema yang sensitif maka harus berhati-hati terutama saat menulis ending-nya. Jaga agar tidak menghakimi satu pihak atau lainnya. 

Antisipasi opening (awal/pembukaan novel) yang membosankan. Bagaimana pembaca akan lanjut ke bab/bagian selanjutnya kalau sudh merasa bosan di awal. Kita bisa menilai apakah opening tersebut membosankan atau tidak berdasarkan pengalaman baca kita sendiri atau boleh juga meminta bantuan dari kawan-kawan. 

Kak Haty pernah membuat opening yang menurutnya membosankan hingga diubah-ubah sampai 11 kali. Bayangkan niat dan keseriusan kak Haty dalam menghasilkan karya yang tidak mengecewakan pembaca. 

Biasanya saat awal menulis novel akan terasa begitu bersemangat. Namun semangat tersebut bisa berubah menjadi rasa malas terutama saat novel tersebut mau selesai. Ketika mengalami hal tersebut termasuk juga mengalami writer block, silakan ambil waktu sejenak untuk istirahat (berhenti menulis). Naanti kalau sudah reda baru mulai nulis lagi. 

3| Selesai menulis 

Jika ingin mempromosikan karya (termasuk jika ingin menerapkan covert selling di media sosial), pastikan karya tersebut sudah selesai sebelum mulai posting. Doa dan dukungan dari orang tua bisa menjadi factor X yang dapat membantu kita menyelesaikan novel yang sedang kita kerjakan. 

Kerja keras membuat novel itu di awal. Kalau sudah jadi tinggal dicetak dan pasarkan atau malah cetak ulang. Namun memang menjual buku itu juga bukan hal yang mudah. Terkadang banyak yang penasaran dan ingin baca novel yang kita buat tetapi belum tentu mau mereka mau beli. Jadi tetap serius dan berusaha saja. Kalau pembaca dapat feel-nya maka mereka akan membeli karya kita.

Submitted to:
One Day One Post 2021 - Indonesian Content Creator (1.209 kata)

Comments

  1. Wah informasinya sangat bermanfaat kak terutama untuk yang mau membuat novel

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tidaakk!!

Apa yang bisa dilakukan di Hago Farm

Pohon Sukun Meranggas