Movie Review - Insidious: Chapter 3 (2015)
"The Man Who Can't Breathe. The Man Who Lives In
The Vents. I Heard Him Saying Your Name Last Night. I Heard Him In Your
Room." - Grace
Hari Kamis
yang lalu, aku dan beberapa teman yang lainnya berkesempatan menonton
Insidious: Chapter 3. Hari itu tayang perdana film tersebut di Cinema 21 Jambi.
Fandy dan Imron yang memesankan tiket. Sementara aku, Ez dan Bimbi datang
menyusul. Haha, mungkin karena premier, tiketnya nyaris ludes. Alhasil, kami
mencar-mencar nontonnya. Haha, not bad! :D
Awalnya aku
mengira ini film bakal lanjut cerita yang Chapter 2, dimana Elise (Lin Shaye)
sudah mati. Dan kalau tidak salah, adegan terakhir di Chapter 2, rombongan
Elise (kulupa namanya) mengetuk pintu rumah seseorang da nada penampakan lagi di
sana alias kasus baru.
Namun
ternyata kisahnya mundur beberapa tahun sebelum Elise menangani kasus keluarga Wilson (Josh Lambert). Film ini menceritakan asal usul terbentuknya kelompok Elise
cs (haha, yea, aku masih lupa sebutan kelompoknya apa).
Film dibuka
dengan adegan Quinn Brenner (Stefanie Scott) bertamu ke rumah Elise. Ia tahu bahwa Elise adalah
cenayang dan berharap Elise dapat membantu menyelesaikan kasus yang dihadapinya. Quinn ingin berbicara dengan Ibunya, yang tentu saja, sudah meninggal. Dan rupanya
ada roh lain yang mengganggu yang menginginkan jiwa anak tersebut jadi
peliharaannya. Roh jahat tersebut digambarkan seperti kakek tua dengan masker
oksigen. Sereem… :D
Well, baru
kemarin malam aku menonton Insidious: Chapter 1. Dan akhirnya aku bisa merasakan
sensasi menontonnya dengan cerita yang runtut. Yea, memang sebelumnya aku
langsung loncat menonton Chapter 2. Jadi kurang terlalu berkesan dengan
Insidious. Walaupun begitu, setelah membandingkan setiap Chapter, sepertinya
Chapter 1 yang benar-benar greget, haha.
Chapter 3
memang lumayan oke. Aku dua kali teriak karena kaget, haha. Musiknya juga yang
bikin terkejut ngeri. Hanya saja ekspetasi akan kelanjutan dari Chapter 2 tidak
kesampaian. Aku pikir ceritanya akan mulai dari sana. Mungkin masih disimpan
buat chapter selanjutnya kali, ya. Selebihnya yang buat tidak nyaman adalah aku
duduk di barisan L. Aww, my neck! Haha, but it’s okay. “Nice try, Kiki. Nice
try!” said my neck that time. :D
Well, tahun
ini banyak film-film legendaris yang bakal tayang. Sebut saja salah satunya
Jurassic Park. No idea what year now! Enjoy your June, anyway. :)
Comments
Post a Comment