Sebelum Fajar
“Kalian dapat apa malam ini?” ujar Selena yang diapit oleh kedua adiknya. “Beberapa gelandangan merayuku, namun aku memilih pejalan kaki,” ucap Mariskha. “Seharusnya kak Mariskha ikut aku. Mereka yang di klub malam sangat menyenangkan,” timpal si Bungsu, Verona. “Hmm, besok akan kucoba ke sana,” ujar Marishka sambil mengulas senyum. “Kak Selena sendiri dapat apa?” Selena menghela napas, “Tidak ada. Aku bosan hidup seperti ini.” Mariskha dan Verona sontak menatap kakaknya. Mata mereka membulat. “Kak, sudah tiga hari. Bisa bahaya jika kakak terus seperti itu!” Samar-samar semburat fajar mulai menampakkan dirinya. Selena menyadari itu. “Tenanglah. Aku hanya bosan, bukan berarti akan berhenti. Lagi pula tidak mungkin aku meninggalkan kalian begitu saja,” ujar Selena sembari merangkul kedua saudarinya. “Fajar akan menyingsing. Ayo, lekas kita pulang!” Mariskha dan Verona menggangguk sembari tersenyum lega. Serupa sayap kelelawar tumbuh dan mengepak dari punggung mereka. Ya, harus ...