Tutorial Hijab Pashmina: Bahan Rawis tanpa Peniti

-
Hai, apa kabar?
  
Alhamdulillah, sepertinya aku sudah mulai rutin membuat post untuk mengisi label ini lagi. Haha, iya, tahu, sudah banyak yang membuat tutorial hijab. Mulai dari foto, video sampai flipgramnya juga ada. Namun selagi aku masih punya ide dan kurasa menarik untuk di share, maka aku juga teuteup bakal masih nge-post tutorial hijab ala Kiki.

Oke, kali ini aku masih memakai pashmina rawis. Seperti yang kubilang sebelumnya, bahan rawis itu adem dan mudah dibentuk. Lalu untuk tuto ini cuma perlu beberapa jarum pentul. Iya, gak perlu peniti.

Well, hasil jilbabnya mungkin agak simpel. Itu tinggal kamunya lagi yang mau menambahkan aksesoris apa gitu nantinya. Hmm, sepertinya jilbab model ini cocok untuk acara semi formal ataupun sekedar hang out bareng teman-teman. Okelah, yuk, mari, berikut langkah-langkahnya:


(1) Gunakan inner ninja atau inner biasa. Lipat ke dalam sedikit tepi pashmina kamu. Menurutku dengan melipat seperti ini, akan membuatnya lebih rapi.
(2) Ambil sedikit ujung pashmina-mu (lihat gambar) dan kenakan secara diagonal atau miring di salah satu sisi kepalamu. Sematkan pentul untuk menahannya.
(3-4) Ambil bagian yang panjang lalu bawa dan lilitkan ke atas kepala. Buat sedikit menyilang lalu semat kembali dengan pentul. (Lihat gambar)
(5) Lipat bagian panjang yang tersisa di samping kepala agar tampak rapi. Semat kembali dengan pentul. (Lihat gambar)
(6-7) Kamu bisa membiarkan bagian pashmina yang tersisa menjuntai di bahumu atau kamu juga bisa membawa ujungnya untuk disemat dengan pentul di atas kepalamu.
(8-9) Alhamdulillah, siap!! :D

Bagaimana? Simple, kan? Mudah-mudahan kalian suka. Yea, semoga postingan ini bermanfaat. See ya..!! :D
Full time Mama yang gemar menikmati cerita lewat tontonan dan buku bacaan. Menulis blog sebagai bentuk dokumentasi dan ekspresi diri. Selamat datang di blog saya. Semoga betah. Instagram: @kikiograph Email: papercaine@gmail.com

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tidaakk!!

-
Image
sumber google image Pagi ini, sekitar pukul 04:45, aku semi terbangun karena alarm hape yang berbunyi nyaring. Hape ntu ada di atas meja kecil disamping tempat tidurku. Reflek kuraih, dan kutekan tombol "matikan", lalu aku kembali tidur. Aku sengaja pasang alarm jam segitu seperti biasa untuk membangunkanku di waktu subuh. Tapi ya itu, biasanya hape aku taruh di meja di seberang tempat tidurku. Agar ketika alarmnya berbunyi, aku harus bersusah payah bangun dan berjalan untuk mematikannya. Namun kali ini aku taruh di dekat tempat tidur, dalam jangkauan tanganku. Dan aku ngantuk banget rasanya. Alhasil aku alpa solat subuh pagi ini.  Ok, lanjut ceritanya. Aku matikan alarm hape lalu kembali tidur hingga... hmm, ini yang versi gak enaknya. Sekitar jam 5:47, aku kembali semi terbangun gitu. Saat itu posisi tangan, aku rasakan menggantung, bukan di tepi tempat tidur. Aku merasa ada sesuatu yang nyangkut di tanganku itu. Aku kibas-kibas terus. Rasanya seperti ada helaian rambut ya
Read more

Apa yang bisa dilakukan di Hago Farm

-
Image
Hago adalah aplikasi yang berisi banyak sekali mini games. Kita bisa memainkan game tersebut bersama pengguna lain secara online. Oleh karena itu diperlukan akun untuk log in ke dalam aplikasi ini.  Salah satu game di aplikasi Hago yang sering kumainkan adalah Hago Farm atau dikenal juga sebagai Sawah Hago (lebih mirip kebun sih sebenarnya, hehe). Di sini pemain diminta untuk merawat beberapa bidang tanah dengan menanam beraneka macam tanaman di atasnya.Merawat mulai dari menyemai, menyiram, memangkas rumput atau menyemprot hama di sekitar tanaman, dipupuk (jika diperlukan) hingga akhirnya dipanen dan dijual. Saat berhasil menjual hasil panen, coin/uang yang didapat bisa digunakan kembali untuk membeli bibit, membeli petak tanah baru, atau pun mendekorasi sawah/kebun yang dipunya.  Aku telah memainkan game ini hampir dua tahun. Saat ini sawahku ada di level 76. Merawat game ini tidak makan waktu. Paling sehari hanya dua kali aku membuka game ini dan setiap kalinya hanya menghabiskan se
Read more

Pohon Sukun Meranggas

-
Image
Gambar di atas adalah sebuah foto pohon sukun di belakang rumahku. Jadi dulu, sekitar mungkin 10 tahun yang lalu, Bapak membawa bibit pohon sukun untuk ditanam di belakang rumah. Aku tidak ingat persis kapan waktunya, pohon sukun tersebut tumbuh dengan mudah dan mulai berbuah.  Ketika cukup matang, buahnya akan jatuh. Itulah kali pertama aku makan buah sukun. Rasanya? Seperti ubi, namun teksturnya lebih lunak dari ubi kayu. Aku lebih suka buah ini digoreng atau dibuat kripik. Tentu saja harus ditambahkan garam karena daging buah sukun itu tawar.  Buah sukun tersebut akan jatuh dengan sendirinya saat telah matang. Bahkan ada juga yang jatuh karena sudah membusuk. Ada sebagian yang suka memakan buah sukun yang sudah matang. Namun aku lebih memilih buah sukun yang tidak terlalu matang namun tidak juga mengkal. Buah sukun yang matang itu baunya tidak karuan, langu di hidungku. Dulu, sering buah sukun matang jatuh dan mengenai jemuran baju di bawahnya. Atau sukun tersebut pecah menghant
Read more