Fiksi Mini 50 Kata
Ceritanya
di awal bulan Juli ini, aku dapat info dari Mom Carra tentang lomba membuat FiksiMini
50 Kata. Teknisnya, lomba ini diadakan via Facebook. Bagi peserta yang mau
ikut, silakan membuat Fiksi Mini sebanyak maksimal 50 kata (sudah termasuk
judul) dengan tema yang telah ditentukan oleh panitia lomba. Temanya itu
sendiri ada tiga: Korupsi, Kampanye, dan Ramadhan. Oh ya, masing-masing peserta
hanya boleh mengirimkan maksimal 5 Fiksi Mini-nya.
Well, aku tertarik
dan mencoba ikutan, hehe. Lagian ini pertama kalinya aku ikutan lomba
Fiksi Mini. So far baru ada empat yang berhasil kubuat. Batas akhir lomba ini
adalah akhir bulan Juli 2014. Mudah-mudahan ada karya aku yang lolos, haha. Hadiahnya
lumayan gede, lho! Voucher buku senilai Rp.250.000,-. Aaaa…mauuu…! :D
Berikut karya
FiksiMini aku yang kuikutkan ke dalam lomba. Bismillah…
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Profesional
gambar diambil dari sini |
“Pak,
ocehan Bapak itu berlebihan!”
“Jelas
harus aku lebih-lebihkan, Bu! Namanya juga kampanye.”
“Apa Bapak
tidak takut ketahuan bohongnya?”
“Aku
profesional. Untuk itu aku sudah menguncinya rapat di dalam lemari.”
Ibu
mengintip lemari itu. Di dalamnya, keping Kejujuran si Bapak mulai berkarat.
Sepertinya tidak cocok disimpan di tempat pengap.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hujan
gambar diambil dari sini |
Malam itu,
mereka berbaring di atas rerumputan lapangan bola kampungnya. Mata kecil mereka
terus menatap langit.
“Kak, masih
lama ya?”
“Sebentar
lagi. Nah, lihat itu!”
Apa yang
mereka tunggu datang. Langit terbelah. Kedua bocah kecil tak beruang itu riang
menyambut butiran permen yang jatuh dari langit.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Godaan
gambar diambil di sini |
Dia mengerling kepadaku!
Aku menggeleng, “tidak bisa, aku harus
bertahan!”
Arghh, ya Tuhan, mengapa dia malah makin
mengundang? Baiklah, ini sulit. Aku tak bisa diam saja!
Kudekati dia. Kurenggut tubuhnya. Kuhempaskan
dia!
Batinku tertawa. Roti isi coklat itu kini
aman di dalam laci meja. Huft, hampir saja aku tergoda.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mudik
gambar diambil dari sini |
Ramadhan hari ke-28, Malin sampai di
kampungnya. Di depan sebuah rumah, seorang perempuan paruh baya menyambutnya
dengan mata berbinar. Malin tersenyum dan segera merangkul Ibundanya.
"Malin, ayo, Nak! Kita abadikan dulu pertemuan ini," ucap
sang Ibu lembut sembari mengeluarkan tongsis dan smartphone-nya yang terlihat
baru itu.
"Ayo, Malin. Cheese!"
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yg terakhir bagus! :)
ReplyDeletemg menang ea ...
Aamiin. Makasih yaa..
DeleteAyo Eksak, ikutan jugaa.. :D